Friday, April 12, 2013

Populasi dan Sampel (Penelitian Pendidikan Seni)



POPULASI
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi adalah konsep yang abstrak. Oleh karena itu, populasi harus didefinisikan secara jelas agar anggota dari popuasi dapat ditentukan secara cermat. Popuasi yang telah ditentukan dan didefinisikan ini disebut populasi sasaran. Populasi sasaran akan menentukan mana yang termasuk daam anggota populasi dan mana yang tidak. Oleh karena itu, populasi sasaran haruslah dirumuskan secara jelas.

SAMPEL
1.      Probability Sampling adalah teknik pengambilan Sampel yang memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
a.       Simple Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi tersebut dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.


b. Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

c.       Dispropotionate Stratafied Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proposiona. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1 dan 800 SMU, dan 700 SMP

d.      Cluster Sampling (Area Sampling). Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, populasi kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.


2.      Non Probability Sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Pemilihan elemen-elemen sampel didasarkan pada kebijaksanaan penaliti sendiri. Pada prosedur ini, masing-masing elemen tidak diketahui apakah berkesempatan menjadi elamen-elemen sampel atau tidak.

a.       Sampling sistematis adalah teknik pengambilan  sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dori semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor I sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.

b.      Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan  sampel dari populasi yang mempunyai ciri -ciri tertentu sampai jumlah (kuota)  yang  diinginkan.  Sebagai  contoh,  akan  melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II, dan penelitian diakukan secara kelompok. Setelah sampe ditentukan 100, dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang. Maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan sebanyak 20 orang


c.       Sampling Aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

d.      Sampling  purposive  adalah  teknik  penentuan  sampel  dengan  pertimbangan  tertentu.  Misalnya  akan melakukan penelitian  tentang  kualitas  makanan,  maka  sampel  sumber  datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang  ahli politik.  Sampel  ini  lebih cocok  digunakan  untuk  penelitian  kualitatif,  atau  penelitian- penelitian yang tidak melakukan generalisasi.


e.       Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini Bering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membunt  generalisasi dengan  kesalahan  yang  sangat  kecil.  Istilah  lain  sampel Jenuh adalah senses, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f.       Snowball  sampling   adalah   teknik   penentuan   sampel   yang  mula-mula   jumlahnya   kecil,  kemudian membesar. Ibarat  bola  salju  yang  menggelinding  yang  lama-lama  menjadi  besar. Dalam penentuan sampel,  pertama-tama dipilih  satu  atau  dua orang,  tetapi  karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya.  Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin bertambah sampai mengkristal  yang berarti sample sudah cukup dan tidak bertambah lagi.



 Daftar Pustaka
Eriyanto. Analisis Isi. 2011. Jakarta: Kencana Pernada Media Group
Lungan, Richard. Apikasi Statistika & Hitung Peluang. 2006. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. 2005. Bandung: Alfabeta

No comments:

Post a Comment