Thursday, April 11, 2013

Desain Penelitian



1.      Desain Pra-Eksperimental (Pre Eksperimental Designs)
Desain pra-eksperimental dinamakan demikian karena mengikuti langkah-langkah dasar eksperimental , tetapi gagal memasukkan kelompok kontrol. Dengan kata lain, kelompok tunggal sering diteliti, tetapi tidak ada perbandingan dengan kelompok nonperlakuan dibuat. Desain yang termasuk pra-eksperimental adalah sebagai berikut:
a.      Studi Kasus Satu Tembakan (The One Shot Case Study)
Treatment                            Posttest
         X                                      T2                                  
 
Dalam subjek ini, subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan, seperti suatu semester pengalaman kerja akademik, dan kemudian pengukuran hasil belajar  dilakukan, seperti sebagain tingkat akademik. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah perlakuan mempunyai efek pada hasil belajar. Tanpa kelompok pembanding, tidak mungkin untuk menentukan jika skor lebih tinggi dari yang mereka miliki tanpa perlakuan. Dan tanpa skor pretes, tidaklah mungkin untuk menentukan untuk jika perubahan dalam kelompok tersebut telah terjadi. (Emzir, 2007:96)
                       

Contoh:
Menggunakan metode diskusi sebagai cara untuk menunjukkan bahwa metode tersebut adalah efektif.
Prosedur
1)      Kenakaan perakuan X, yaitu metode diskusi, kepada subjek untuk jangka waktu tertentu.
2)      Beri test  yaitu posstest, untuk mengukur prestasi belajar, dan hitungan mean-nya (Sumadi, 2008:100)
Kelemahan
Keuntungan
-          Penelitian ini sama sekali tidak ada kontrol dan tidak ada interval validity. Sifatnya yang “cepat dan mudah” menyebabkan rancangan ini sering digunakan meneliti suatu pendekatan yang inovatif, misal dalam bidang pendidikan, yang sebenarnya menyesatkan kesimpulannya
-          Tidak ada dasar untuk melakukan komparasi, kecuali secara implisit, intuitif, dan impresionistik.
-          Cara pendekatan ini biasanya mengandung “eror of mispleced precision”
-          Metode ini mungkin berguna untuk mengusut masalah-masalah yang dapat diteliti, atau untuk mengembangkan gagasan atau alat-alat tertentu, misalnya dalam action research. Rancangan ini tidak menghantar kita untuk sampai kepada kesimpulan yang dapat dipertahankan dalam penelitian.
            (Sumadi, 2008:101)
b.      Satu Kelompok Prates-Postes (The One Group Pretes-Posttest)
Kelebihan desain ini dari desain yang telah dibahas sebelumnya adalah memasukkan pretes untuk menentukan skor garis belakang. Untuk menggunakan desain ini dalam studi kita tentang performansi akademik, kita dapat membandingkan tingkat akademik sebelum memperoleh pengalaman kerja dengan tingkatan setelah melaksanakan satu semester pengalaman kerja. Sekarang kita dapat menyatakan apakah perubahan dalam hasil atau variabel terikat telah terjadi. Apa yang tidak dapat kita katakana adalah jika perubahan ini muncul semata-mata tanpa aplikasi perlakuan atau variabel bebas. Adalah mungkin bahwa semata-mata kematangan (maturasi) menyebabkan perubahan dalam tingkat, bukan pengalaman kerja itu sendiri. (Emzir, 2007:96)

Pretest                 Treatment                          Pottest
T1                              X                     T2             
 
 



Contoh:
Hal yang sama yang digunakan dalam rancangan 1 dapat digarap dengan rancangan ini, yaitu penggunaan metode diskusi sebagai metode efektif dalam mengajar.

Prosedur
1)      Kenakan  yaitu pretest untuk mengukur mean prestasi belajar sebelum subjek diajar dengan metode diskusi
2)      Kenakan subjek dengan X, yaitu metode mengajar dengan diskusi, untuk jangka waktu tertentu.
3)      Berikan , yaitu posttest untuk mengukur mean prestasi belajar setelah subjek dikenakan variabel eksperimental X
4)      Bandingkan  dan  untuk menentukan seberapakah perbedaan yang timbul jika sekiranya ada, sebagai akibat dari digunakannya variabel eksperimental X.
5)      Terapkan test statistik yang cocok untuk menentukan apakah perbedaan itu signifikan. (Sumadi, 2008:102)

Kelemahan
Kelebihan
-          Tidak ada jaminan bahwa X adalah satu-satunya faktor atau bahkan faktor utama yang menimbulkan perbedaan antara T1 dan T2.
-          Ada beberapa hipotesis tandingan yang mungkin diajukan
1.      History: selama mendapat perlakuan sebagian subjek pindah ke rumah yang lebih baik atau orangtua mereka lebih menaruh perhatian terhadap kegiatan belajar mereka
2.      Maturation: kenyataan bahwa mereka menjadi lebih, atau menjadi kurang menaruh perhatian, atau menjadi lebih antusias.
-          Pretest itu memberi landasan untuk membuat komparasi prestasi subjek yang sama sebelum dan sesudah dikenai X (experimental treatment).
-          Rancangan ini juga memungkinkan untuk mengontrol selection variable dan morality variable, jika subjek yang sama mengambil T1 dan T2 kedua-duanya.
            (Sumadi, 2008:103)

c.       Perbandingan Kelompok Statis (The Static-Group Comparison)
Desain ini berupaya untuk melengkapi kekurangan kelompok kontrol, tetapi gagal dalam hubungan memperlihatkan bahwa suatu perubahan telah muncul. Dalam studi perbandingan kelompok statis, dua kelompok dipilih, satu diantaranya menerima perlakuan dan satu yang lain tidak menerima perlakuan. Suatu skor postes ditentukan untuk mengukur perbedaan, setelah perlakuan, antara kedua kelompok. (Emzir, 2007:97)
Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokan secara rambang menjadi dua kelompok,yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Pretest                         Treatment                    Posttest
Exper Group (R)                                                   X                              T1
Control Group (R)                                                                                 T2                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     
 
 






Prosedur
1)      Pilih sejumlah subjek dari suatu populasi secara acak
2)      Kelompokan subjek tersebut menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak
3)      Pertahankan agar kondisi-kondisi bagi kedua kelompok itu tetap sama, kecuali satu hal yaitu kelompok eksperimen dikenal variabel eksperimental X
4)      Kenakan tes T2 , yaitu variabel tergantung kepada kedua kelompok itu
5)      Hitung mean masing-masing kelompok, yaitu T2e dan T2c, dan cari perbedaan antara dua mean itu, jadi: T2e - T2c
6)      Terapkan test statistik tertentu untuk menguji apakah perbedaan itu signifikan, yaitu cukup besar untuk menolak hipotesis nol.
DESIGN VALIDITY : dengan menempatkan masing-masing subjek secara ranbang kedalam salah satu dari kelompok itu,peneliti dapat menyakan bahwa kelompok itu pada awal penelitian adalah sama (setara)
Beberapa faktor penggangu dapat dikontrol walaupun tidak dapat diperhitungkan efeknya ,yaitu :
a.history
b. maturation
c. testing
d. instrumentation.
(Sumadi, 2008:105)

Untuk ketiga jenis desain pra-ekperimental dapat diagram sebagai berikut:

One Shot Case Study
                                     X     T2
One Group Pretset Postest Study
                                O1       X     T2
Static Group Comparison Study
                              X      T2
                                                T2
Keterangan:
X           : Perlakuan
T1          : Pretest
T2          : Posttest
 












2.      Desain Eksperimental Sebenarnya (True-Eksperimental Designs)
Desain eksperimental yang sebenarnya melengkapi kekurangan dari dua desain yang telah dibahas sebelumnya. Desain eksperimental yang sebenarnya melaksanakan kelompok kontrol maupun cara mengukur perubahan yang muncul dalam kedua kelompok. Dalam arti ini, kita berusaha mengontrol semua variabel yang mencampuri, atau paling tidak memperhatikan pengaruhnya, sementara berusaha menentukan jika perlakuanlah yang benar-benar menyebabkan perubahan. Eksperimen yang sebenarnya sering dianggap sebagai satu-satunya metode penelitian yang dapat secara tepat mengukur hubungan sebab akibat. (Emzir, 2007:98)
a.      Desain Kelompok Kontrol Prates-Postes (The Pretest-Posttest Control Group Design)
Desain ini melengkapi kelompok kontrol maupun pengukuran perubahan, tetapi juga menambahkan suatu prates untuk menilai perbedaan antara kedua kelompok sebelum studi dilakukan. Untuk melaksanakan desain ini pada studi pengalaman kerja, kita menempatkan mahasiswa suatu akademik secara random kemudian menempatkan mahasiswa yang telah dipilih kedalam salah satu kelompok dengan menggunakan penempatan secara random. Kemudian kita akan mengukur peringkat semester setiap kelompok sebelumnya untuk memperoleh rata-rata peringkat. Perlakuan, atau pengalaman kerja kemudian diaplikasikan pada salah satu kelompok dan suatu kontrol diaplikasikan pada kelompok yang lain. (Emzir, 2007:98)
Group
Pretest
Treatment
Posttest
Exp. Group (R)
T1
X
T2
Contr. Group (R)
T2

T2

DESIGN PROCEDURE
1)      Pilih sejumlah subjek secara acak dari suatu populasi
2)      Secara acak, golongkan subjek menjadi dua keompok, yaitu kelompok eksperimen yang dikena variabe X, dan kelompok kontrol yang tidak dikenakan perlakuan
3)      Berikan pretes T1 untuk mengukur variabel tergantung pada kedua kelompok itu, lalu hitung mean masing-masing kelompok.
4)       Pertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok itu agar tetap sama, kecuali pada satu ha yaitu kelompok eksperimen dikenakan variabel perlakuan X untuk jangka waktu tertentu.
5)      Berikan posttest T2 kepada kedua kelompok itu untuk mengukur variabe tergantung; lalu hitung meannya untuk masing-masing kelompok
Perluasan Rancangan ini
Pretest                         Treatment                                Posttest
     T1                            Xa (metode a)                               T2
     T1                            Xb (metode b)                              T2
     T1                                                                                                            T2
 
Rancangan ini dapat diperluas dengan melibatkan dari satu variabel bebas. Misalny penelitian tentang dua metode mengajar.pada kasus yang terakhir itu ,kesimpulan kesimp ulan mengenai efek entara metode a dan metode b dapat dicapai tanpa menggunakan kelompok kontrol.





(Sumadi, 2008:107)


b.      The Posttest-Only Control Group Design
Randomisasi dan perbandingan kedua kelompok kontrol dan kelompok eksperimental digunakan dalam jenis desain ini. Setiap kelompok yang dipilih dan ditempatkan secara random diberi perlakuan atau beberapa jenis kontrol. Postes kemudian diberikan kepada setiap subjek untuk menentukan jika ada perbedaan antara kedua kelompok. Sementara desain ini mendekati metode yang paling baik, ia mempunyai kelemahan sedikit pada pengukuran prates. Sulit menentukan jika perbedaan aktual dari kemungkinan perbedaan pada permulaan studi. Dengan kata lain, randomisasi baik untuk mencampur subjek, tetapi tidak dapat menjamin kita percampuran ini benar-benar menciptakan kesamaan antara kedua kelompok. (Emzir, 2007:99)


R    T1       X        T2
R   T1       X        T2
 
 




c.       Desain Solomon Empat Kelompok (The Solomon Four-Group Design)
Pretest                         Treatment                                Posttest
     T1                                   X                                        T2
     T1                                   X                                        T2
                                                                                       T2
                                                                                       T2
 
Desain ini melibatkan subjek secara random pada salah satu dari empat kelompok. Dua kelompok diberi prates dan dua kelompok tidak; satu dari kelompok prates dan satu dari kelompok nonprates diberi perlakuan eksperimental. Keempat kelompok diberi postes. Desain ini merupakan kombinasi dari desain kelompok kontrol prates-prates (the pretest-posttest equivaent group design) dan desain kelompok kontrol dengan hanya postes (the posttest –only equivalent group design).  (Emzir, 2007:100)
                       




                        Design Validity
                        Rancangan ini memungkinkan untuk mengontrol dan mengukur:
1)      Efek utama pretesting
2)      Efek interaksi antara pretesting dan X
Selanjutnya, efek kombinasi antara history dan maturation dapat diukur bila mean kelompok 4 pata T2 dibandingkan dengan mean-mean pada T1. Sebenarnya rancangan ini mengabungkan dua eksperimen menjadi satu, yaitu eksperimen yang satu dengan yang lainnya tanpa pretesting. (Sumadi, 2008:109)

3.      Desain Eksperimental Semu (Quasi-Eksperimental Designs)
Desain eksperimental semu agak lebih baik dibanding desain pra-eksperimental, karena melakukan suatu cara untuk membandingkan kelompok. Akan tetapi, desain ini mempunyai kelemahan dalam satu aspek yang sangat penting dan eksperimen, yaitu rendomisasi. Desain eksperimental semu adalah sebagai berikut:
a.      The Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.

b.      Desain Rangkain Waktu (The Time-Series Design)
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol


O1   O2  O3  O4   X   O5   O6   O7    O8
 
 




c.       Desain Berimbang (Conterbalance Design)
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda. Dalam desain untuk tiga kelompok dan tiga perlakuan, jumlah kelompok dapat dilibatkan (dua atau lebih) pembatasnya hanyalah jumlah kelompok sama dengan jumlah perlakuan. Urutan kelompok dalam menerima perlakuan ditentukan secara random.

d.      Desain Faktorial (Factorial Design)
Desain Faktorial  melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi oleh peneliti). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.


Nonequivaent Control Group Design
O1              X          O2
O1              X          O2
Time Series Design
O1      O1      O1     X     O2    O2    O2
Counterbalanced Design
X1      O2      X2     O2     X3     O2
X1      O2      X2     O2     X3     O2
X1      O2      X2     O2     X3     O2
Keterangan:
X         = Perlakuan
O1        = Prates
O2        = Postes
R         = Randomisasi

 
 



















(Emzir, 2007:105)






DAFTAR PUSTAKA

Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. 2007. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. 2008. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

No comments:

Post a Comment