Friday, April 12, 2013

Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Penelitian Pendidikan Seni)



1.       PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Unsur Penelitian
Kuantitatif
Kualitatif
1.       Tujuan



2.       Kondisi penelitian

3.       Pendekatan

4.       Pengukuran dan analisis

5.       Prosedur Penelitian


6.       Instrumen


7.       Kesimpulan
Menguji hipotesis atau memecahkan masalah atas dasar deduksi teori

Buatan atau manipulasi

Hasil/produk

Kuantitatif, statistik


Dirancang sebelumnya


Objektif atau baku


Generalisasi prediksi
Menghasilkan data yang mungkin bisa digunakan untuk menyusun hipotesis

Keadaan alami

Proses

Judgement dari dalam dan dari luar

Dirancang dan dilaksanakan di lapangan

Subjek peneliti dan indepth/mendalam

Deskripsi, analisis dalam konteks ruang waktu dan situasi
(Nana Sujana; Ibrahim: 2001, 207)

Kecenderungan atau biasanya
Kuantitatif
Kualitatif
1.       Asumsi filosofis



2.       Strategi penelitian



3.       Penggunaan metode



4.       Peneilti



Tuntutan pengetahuan konstruktivisme/advokasi/ partisipation

Fenomenology, grounded theory, etnografi, studi kasus, naratif dll

Pertanyaan terbuka, pendekatan emerging, data teks atau gambaran

Memposisikan diri sendiri
Mengumpulkan makna partisipan
Memfokuskan pada konsep atau fenomena tunggal
Membawa nilai personal ke dalam penelitian
Tuntutan pengetahuan postpositivisme


Survei dan eksperimen



Pertanyaan tertutup, pendekatan ditentukan sebelumnya, data numerik

Menguji atau memverivikasi atau menjelaskan teori
Mengidentifikasi variabel untuk studi
Menghubungkan variabel dalam masalah dan hipotesis
(Emzir, 2007;29)

Kuantitatif
Kualitatif
1.       Data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai relatif
2.       Pada umumnya dilakukan pada penelitian sosial
3.       Hasilnya bersifat objektif, berlaku sesuai dan setempat.
1.       Data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai absolut
2.       Pada umumnya dilakukan pada penelitian rekayasa
3.       Hasilnya bersifat lebih objektif
(Sukkandarrumidi, 2207: 112)


2.      JENIS PENELITIAN
KUALITATIF
v  Penelitian kualitatif sering pula disebut metode etnografik, metode fenomenologis, atau metode impresionistik, dan istilah yang sejenis. Metode kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yakni teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis-hipotesis seperti dalam metode kuantitatif. Penelitian kualitatif bersifat generating theory , sehingga teori yang dihasilkan berupa teori substantif. (Nana Sudjana; Ibrahim: 195)
JENIS PENELITIAN KUALITATIF
a.      Etnografis, dalam penelitian ini peneliti mengkaji kelompok kultural secara utuh dalam latar alami lewat periode waktu yang panjang dalam pengumpulan, terutama data observasional. Proses penelitian bersifat fleksibel dan biasanya berkembang secara kontekstual dalam merespon realitas kehidupan yang dijumpai dilapangan. Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. Para ahli pendidikan bisa menggunakan etnografi untuk meneliti tentang pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-sekolah di tengah-tengah kota.
b.      Grounded Theory, dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menghasilkan teori abstrak suatu proses, tindakan, atau interaksi secara umum yang berdasarkan pada pandangan para partisipan dalam suatu studi. Proses ini melibatkan penggunaan berbagai tahap pengumpulan data dan pembersihan serta antarhubungan kategori informasi.
c.       Studi Kasus, dalam penelitian ini, peneliti menelusuri secara mendalam program , kejadian, aktivitas, proses, atau satu lebih individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi detail menggunakan variasi prosedur pengumpulan data melalui periode waktu yang cukup. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsif. Studi kasus bisa dipakai untuk meneliti sekolah di tengah-tengah kota di mana para siswanya mencapai prestasi akademik luar biasa.
d.      Fenomelogis, dalam penelitian ini peneliti mengidentifikasi “esensi” dari pengalaman manusia yang dipandang sebagai suatu fenomena, sebagaimana dideskripsikan oleh para partisipan dalam suatu studi. Memahami pengalaman hidup merupakan markah fenomenologi baik sebagai sebuah filosofi maupun metode dan prosedur tersebut melibatkan studi sejumlah kecil subjek melalui janji ekstensif dan panjang untuk mengembangkan pola dan hubungan makna
e.      Penelitian Naratif, dalam penelitian ini peneliti melakukan studi tentang kehidupan individu dan meminta satu atau lebih individu untuk melengkapi cerita tentang kehidupan mereka. Informasi ini kemudian diceritakan kembali oleh peneliti melalui kronologi naratif.
f.        Pengamatan Alami (Natural Observation), Pengamatan alami merupakan jenis penelitian kualitatif dengan melakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu tanpa sedikitpun mengubahnya. Tujuan utamanya ialah untuk mengamati dan memahami perilaku seseorang atau kelompok orang dalam situasi tertentu. Misalnya, bagaimana perilaku seseorang ketika dia berada kelompok diskusi yang anggota berasal dari latar sosial yang berbeda-beda. Dan, bagaimana pula perilaku dia jika  berada dalam kelompok yang homogen.
g.      Studi Dokumen/Teks (Document Study), Studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan  tertulis berdasarkan  konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-naskah itu otentik. Penelitian jenis ini bisa juga untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku atau naskah-naskah yang terpublikasikan. Para pendidik menggunakan metode penelitian ini untuk mengkaji tingkat keterbacaan sebuah teks, atau untuk menentukan tingkat pencapaian pemahaman terhadap topik tertentu dari sebuah teks.
KUANTITATIF
v  Dalam penelitian Kuantitatif diupayakan analisis isi menggunakan ukuran frekuensi simbol atau atribut, atau menggunakan bilangan-bilangan (numerik) agar mengandung makna yang lebih tepat daripada menggunakan kata-kata; lebih, kurang, lebih kurang, bertambah, berkurang, dan lain-lain. (Nana Sudjana; Ibrahim: 195)
JENIS PENELITIAN KUANTTITATIF
a.      Eksperimental,  Metode Eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan lainnya (variabel X dan variabel Y). Untuk menjelaskan hubungan kausalitas ini, peneliti harus melakukan kontrol dan pengukuran yang sangat cermat terhadap variabel-­variabel penelitiannya. Tetapi metode eksperimen tidak hanya digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu dan lain variabel, tetapi juga untuk menjelaskan dan memprediksi gerak atau arah kecenderungan suatu variabel di masa depan. Ini adalah eksperimen yang bertujuan untuk memprediksi.
b.      Survei, Metode survei digunakan sebagai teknik penelitian yang melalui pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau pengumpulan informasi melalui pedoman wawancara, kuisioner, kuisioner terkirim (mailed questionnaire) atau survei melalui telepon (telephone survey). Dimensi survei unit analisis data adalah, survei tidak hanya terbatas pada daftar pertanyaan saja, namun juga riset kepada orang-orang. Penganalisisan mungkin menggunakan informasi dari negara-negara, tahun, peristiwa, organisasi, dan lain sebagainya. Jika suatu analisis tersebut tidak digunakan kepada orang lain maka dapat dimanfaatkan untuk kedepannya.
c.       Deskriptif, Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
d.      Historis, Tujuan penelitian histories adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, serta mensistensiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Seringkali penelitian yang demikian itu berkaitan dengan hipotesis-hipotesis tertentu. Contoh penelitian histories adalah studi mengenai praktek “bawon” di daerah pedesaaan di Jawa Tengah, yang dimaksud memahami dasar-dasarnya diwaktu yang lampau serta relevansinya untuk waktu kini; studi ini dimaksudkan juga untuk mentest hipotesis bahwa nilai-nilai social tertentu serta rasa solidaritas memainkan peranan penting dalam berbagai kegiatan ekonomi pedesaan
e.      Ex Post Facto, Penelitian dengan rancangan ex post facto sering disebut dengan after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.Dalam pengertian yang lebih khusus, (Furchan, 383:2002) menguraikan bahwa penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variable bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami. Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu.




Daftar Pustaka
Emzir. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif & Kuantitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Sudjana, Nana; Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensido
Sukkandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gajah Mada University Perss

No comments:

Post a Comment