Thursday, April 11, 2013

Perkembangan Peserta Didik (Lanjut Usia)



Lanjut usia merupakan istiah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bernice Neugarten (1968) dan James C. Chahoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
WHO menggolongkan lanjut usia menjadi 4:
Ø  Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun
Ø  Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun
Ø  Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun
Ø  Usia sangat tua (very old) 90 tahun

Di Indonesia hal-hal yang terkait dengan lanjut usia diatur dalam suatu Undang-Undang yaitu Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas. 
Meningkatnya kondisi sosial ekonomi, pelayanan kesehatan, perbaikan gizi serta meningkatnya pendidikan berdampak pada meningkatnya rata-rata umur harapan hidup penduduk. Umur penduduk mengalami peningkatan. Bila pada masa lalu pada umumnya penduduk meninggal rata-rata pada usia 55 tahun, kini angka itu terus menerus meningkat, hal ini berpengaruh pada meningkatnya jumlah penduduk.

Ada 4 faktor yang menentukan umur harapan hidup penduduk,yaitu:
         Meningkatnya kondisi sosial ekonomi
         Meningkatnya pelayanan kesehatan
         Perbaikan gizi
         Meningkatnya pendidikan
Bila pada masa lalu, umumnya penduduk meninggal rata-rata pada usia 55 tahun, kini angka itu terus menerus meningkat, hal ini berpengaruh pada meningkatnya jumlah penduduk.

Menurut Havighurst (1950) tugas-tugas perkembangan pada masa lanjut usia adalah sebagai berikut :
  1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan secara bertahap
  2. Menyesuaikan diri dengan masa kemunduran/pensiun dan berkurangnya pendapatan keluarga
  3. Menysuaikan diri atas kematian pasangan hidup
  4. Menjadi anggota kelompok sebaya
  5. Mengikuti pertemuan-pertemuan social dan kewajiban-kewajiban sebagai warga negara
  6. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
  7. Menyesuaikan diri dengan peran social secara fleksibel.

KONDISI FISIK
Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologis yang terdiri atas 3 fase, yaitu:
         fase progresif
{  Proses dimana tubuh mengalami perubahan cepat, mulai dari bayi hingga dewasa stabil.
         fase stabil
{  Fase dimana tubuh tidak mengaami perubahan cepat, biasanya  terjadi pada masa dewasa awal.
         fase regresif
{  mekanisme lebih kearah kemunduran yang dialami dalam sel, komponen terkecil dari tubuh manusia.

            Secara biologis, proses penuaan berarti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya terhadap serangan berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian (Atchely dalam Weeks, 1989).
      Pada masa Lanjut Usia ini terjadi penurunan, antara lain:
*      Dalam fungsi penglihatan, pada objek dengan tingkat penerangan yang rendah, juga menurunnya sensitivitas terhadap warna. Penglihatan dalam jarak jauh berkurang disebabkan karena elastisitas lensa mata yang berkurang.
*      Kemampuan pendengaran juga berkurang sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan syaraf. 
*      Fungsi alat perasa juga menurun sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang terletak di lidah dan di permukaan bagian dalam pipi. Berhentinya syaraf perasa ini terus menerus sejalan dengan bertambahnya usia.
*      Kemampuan penciuman juga menurun sejalan dengan bertambahanya usia seseorang.
*      Indera peraba mengalami penurunan kepekaan karena kulit semakin kering dan keras. Ketahanan terhadap rasa sakit juga menurun terutama di bagian dahi dan tangan, sedangkan pada kaki tidak seburuk kedua organ tersebut.    
FUNGSI KOGNITIF
ž  Meningkatnya usia, individu cenderung meningkat penurunan responnya. Terjadi penurunan secara berangsur-angsur sepanjang rentang hidup, yang muncul dalam berbagai macam gejala seperti menyelesaikan tugas yang cepat

ž  Tugas yang menuntut kecepatan memang mengalami penurunan, tetapi mungkin tidak jika individu memiliki waktu yang cukup longgar untuk menyelesaikan tugas-tugas. Untuk tugas yang menuntut respon yang relative sederhana seperti misalnya menekan tombol, memilih dan memilah barang, dan sebagainya mungkin penurunannya tidak secepat pada tugas yang lebih kompleks.

Departemen Kesehatan RI (1998) menyatakan bahwa menjadi tua ditandai oleh
kemunduran – kemunduran kognitif antara lain sebagai berikut :
  1. Mudah lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik;
  2. Ingatan kepada hal-hal pada masa muda lebih baik daripada kepada hal-hal yang baru terjadi, yang pertama dilupakan adalah nama-nama;
  3. Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang/tempat mundur, karena daya ingat sudah mundur dan juga karena penglihatan biasanya sudah mundur;
  4. Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman, skor yang dicapai dalam tes inteligensi menjadi lebih rendah; dan
  5. Tidak mudah menerima hal-hal atau ide-ide baru.

TEORI SOSIAL USIA LANJUT
Lafrancois (1984) menyatakan bahwa pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan hubungan antara umur manusia dengan kegiatannya :
         Teori disangegement.
         semakin tinggi usia manusia akan diikuti secara berangsur-angsur oleh semakin mundurnya interaksi social, fisik dan emosi dengan kehidupan dunia.
         Teori Activity
         Teori ini bertolak belakang dengan teori yang pertama, menyatakan bahwa semakin tua seseorang akan semakin memelihara hubungan sosial, fisik maupun emosionalnya. Kepuasan hidup orang tua sangat tergantung pada kelangsungan keterlibatannya pada berbagai kegiatan.

LANJUT USIA BERHASIL
            Lanjut usia berhasil diartikan dari  bahasa Inggris sebagai Successful Aging atau Optimal Aging. Banyak kriteria yang diusulkan untuk dikatakan sebagai lanjut usia berhasil dari berbagai kriteria , seperti misalnya: fungsi jantung, kemampuan kognitif, kesehatan mental yang semuanya tercermin dari kondisi akhir lanjut usia. Yang lain menyebutkan kriteria itu dari produktivitas, kondisi ekonomik yang memiliki arti penting bagi kondisi kesehatannya. Ada juga yang melihat dari panjangnya umur, sebagai tanda  kesehatan fisik dan mental seseorang.

Ada 4 (empat) faktor yang diduga menjadi predictor yang baik bagi umur panjang seseorang, yaitu :
ž  Mobilitas fisik
         orang yang aktif cenderung berumur panjang;
ž  Pendidikan
         orang dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih panjang umurnya daripada yang pendidikannya lebih rendah;
ž  Pekerjaan
         para professional atau orang dengan pekerjaan yang  hanya membutuhkan aktivitas fisik relative kecil cenderung berumur panjang;
ž  Aktivitas
         orang yang aktif bekerja lebih panjang umurnya daripada orang yang banyak menganggur atau pensiun.

STEREOTIPE LANJUT USIA
Di Jepang lanjut usia adalah satu tanda status. Sebaliknya di hampir semua Negara Barat yang memandang bahwa bertanya umur seseorang kurang pada tempatnya, namun para pelancong ketika menginap di hotel sering ditanyakan umurnya untuk menjamin bahwa mereka akan diterima dengan layak dan sopan santun yang berbeda.
Di Amerika Serikat lanjut usia pada umumnya dipandang sebagai hal yang   tidak diinginkan. Stereotip tentang lanjut usia tersebar luas tercermin sebagai miskonsepsi, bahwa lanjut usia biasanya lelah, kurang koordinasi, dan cenderung kepada infeksi dan kecelakaan, yang sebagian besar dari mereka tinggal di suatu lembaga, dimana mereka tidak dapat mengingat atau belajar, bahwa mereka tidak berminat pada kegiatan seksual, bahwa mereka terisolasi dari orang lain, bahwa mereka tidak menggunakan waktunya secara produktif, dan bahwa mereka  kasihan, dan  sakit-sakitan.   Stereotip yang negatif ini merugikan bagi eksistensi lanjut usia.



KELUARGA DAN HUBUNGAN SOSIAL
Pola kehidupan keluarga mengalami perubahan seiring meningkatnya usia seseorang. Pensiun yang berarti berkurangnya pendapatan, kematian pasangan baik isteri maupun suami, keduanya juga mempengaruhi kehidupan dalam keluarga. Semua perubahan menuntut penyesuaian. Keluarga merupakan sumber utama terpenuhinya kebutuhan emosional, semakin besar dukungan emosional dalam keluarga semakin menimbulkan rasa senang dan bahagia dalam keluarga sebaliknya semakin miskin dukungan emosional semakin menimbulkan perasaan tidak senang dalam keluarga.
Penyesuain dalam keluarga yang dianggap penting dalam keluarga menurut Hurlock (1993:420) adalah : 
(1) Hubungan dengan pasangan hidupnya,
(2) perubahan perilaku seksual,
(3) hubungan dengan anak,
(4) ketergantungan orangtua,
(5) hubungan dengan para cucu.
Hubungannya dengan orang lain cenderung berkurang atau menurun. Mereka cenderung berkurang kontak sosialnya dengan teman sekerja atau relasinya atau dengan orang-orang lain di luar rumah.  Bekerja dan tempat kerja merupakan sumber untuk melakukan kontak sosial. Oleh karenanya pensiun menjadi bagian dari terputus atau berkurangnya kesempatan untuk melakukan kontak social. Kondisi inilah yang mendorong seakan-akan orang menghindar dari hadirnya masa pensiun. Kontak sosial dengan teman atau sahabat yang masih terjalin memiliki efek yang sangat positif bagi lanjut usia.
            Lanjut usia akan lebih menikmati waktunya dengan temannya daripada dengan keluarganya, karena dengan sesama lanjut usia mereka lebih dapat berdiskusi dengan masalah-masalah yang mereka hadapi bersama dan saling membantu memecahkan masalah masing-masing.

IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN
-          Proses pendidikan berlangsung secara terus menerus seumur hidup. Proses belajar juga berlangsung sepanjang hidup manusia (Lifelong Learning).
-          Implementasinya dalam program pendidikan sepanjang hidup melibatkan berbagai pertimbangan seperti filosofis, ekonomik, dan teknik pelaksanaan.
-          Dari segi teknik pelaksanaan, bersumber dari hasil penelitian tentang belajar dan ingatan pada lanjut usia Lehner & Hultsch (1983. 463)  mengusulkan beberapa hal sebagai berikut :
a)                  Pentahapan (pacing). Jika mungkin berikan kesempatan kepada individu menyusun langkah mereka sendiri.
b)                  Memotivasi dan kecemasan. Beberapa tahapan dari motivasi adalah kebutuhan untuk belajar.
c)                  Lelah. Beberapa tugas mungkin membuahkan kelelahan mental atau fisik, - satu masalah yang pada umumnya dialami para lanjut usia.
d)                  Kesulitan. Banyak tugas yang cukup kompleks. Atur materi dari yang sederhana menuju ke yang kompleks untuk membangun rasa percaya diri dan keterampilan.
e)                  Kesalahan. Bangun atau susun tugas yang menghindari kesalahan dan tidak dapat dipelajari.
f)                   Praktek. Berikan kesempatan untuk mempraktekkan hal yang sama pada tugas yang berbeda.
g)                  Umpanbalik (Feedback). Berikan informasi yang memadai dari respons terdahulu
h)                  Materi ajar disajikan untuk mengimbangi atau sesuai dengan problem indera yang dihadapi oleh lanjut usia.
i)                    Organisasi. Belajar dan mengingat informasi sering dikelompokkan atau berhubungan dengan beberapa cara.
j)                    Relevansi dan pengalaman. Orang belajar dan mengingat apa yang dirasa penting baginya. Usahakan agar tugas relevan dengan minat individual.

No comments:

Post a Comment