Lanjut usia merupakan istiah tahap akhir dari
proses penuaan. Menurut Bernice Neugarten (1968) dan James C. Chahoun (1995)
masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan
keberhasilannya.
WHO
menggolongkan lanjut usia menjadi 4:
Ø Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun
Ø Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun
Ø Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun
Ø Usia sangat tua (very old) 90 tahun
Di
Indonesia hal-hal yang terkait dengan lanjut usia diatur dalam suatu
Undang-Undang yaitu Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60
tahun keatas.
Meningkatnya kondisi sosial ekonomi,
pelayanan kesehatan, perbaikan gizi serta meningkatnya pendidikan berdampak
pada meningkatnya rata-rata umur harapan hidup penduduk. Umur penduduk
mengalami peningkatan. Bila pada masa lalu pada umumnya penduduk meninggal
rata-rata pada usia 55 tahun, kini angka itu terus menerus meningkat, hal ini
berpengaruh pada meningkatnya jumlah penduduk.
Ada 4 faktor yang menentukan umur
harapan hidup penduduk,yaitu:
•
Meningkatnya
kondisi sosial ekonomi
•
Meningkatnya
pelayanan kesehatan
•
Perbaikan
gizi
•
Meningkatnya
pendidikan
Bila pada
masa lalu, umumnya penduduk meninggal rata-rata pada usia 55 tahun, kini angka
itu terus menerus meningkat, hal ini berpengaruh pada meningkatnya jumlah
penduduk.
Menurut Havighurst (1950) tugas-tugas
perkembangan pada masa lanjut usia adalah sebagai berikut :
- Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan secara bertahap
- Menyesuaikan diri dengan masa kemunduran/pensiun dan berkurangnya pendapatan keluarga
- Menysuaikan diri atas kematian pasangan hidup
- Menjadi anggota kelompok sebaya
- Mengikuti pertemuan-pertemuan social dan kewajiban-kewajiban sebagai warga negara
- Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
- Menyesuaikan diri dengan peran social secara fleksibel.
KONDISI FISIK
Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologis
yang terdiri atas 3 fase, yaitu:
•
fase progresif
{ Proses dimana tubuh mengalami perubahan cepat,
mulai dari bayi hingga dewasa stabil.
•
fase stabil
{ Fase dimana tubuh tidak mengaami perubahan
cepat, biasanya terjadi pada masa dewasa
awal.
•
fase regresif
{ mekanisme lebih kearah
kemunduran yang dialami dalam sel, komponen terkecil dari tubuh manusia.
Secara biologis, proses penuaan berarti menurunnya daya
tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya terhadap serangan berbagai
penyakit yang dapat menyebabkan kematian (Atchely dalam Weeks, 1989).
Pada masa Lanjut Usia ini terjadi penurunan, antara
lain:





FUNGSI
KOGNITIF
ž Meningkatnya usia, individu cenderung
meningkat penurunan responnya. Terjadi penurunan secara berangsur-angsur
sepanjang rentang hidup, yang muncul dalam berbagai macam gejala seperti
menyelesaikan tugas yang cepat
ž Tugas yang menuntut kecepatan memang mengalami
penurunan, tetapi mungkin tidak jika individu memiliki waktu yang cukup longgar
untuk menyelesaikan tugas-tugas. Untuk tugas yang menuntut respon yang relative
sederhana seperti misalnya menekan tombol, memilih dan memilah barang, dan
sebagainya mungkin penurunannya tidak secepat pada tugas yang lebih kompleks.
Departemen Kesehatan
RI (1998) menyatakan bahwa menjadi tua ditandai oleh
kemunduran – kemunduran kognitif
antara lain sebagai berikut :
- Mudah lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik;
- Ingatan kepada hal-hal pada masa muda lebih baik daripada kepada hal-hal yang baru terjadi, yang pertama dilupakan adalah nama-nama;
- Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang/tempat mundur, karena daya ingat sudah mundur dan juga karena penglihatan biasanya sudah mundur;
- Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman, skor yang dicapai dalam tes inteligensi menjadi lebih rendah; dan
- Tidak mudah menerima hal-hal atau ide-ide baru.
TEORI SOSIAL USIA LANJUT
Lafrancois
(1984) menyatakan bahwa pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan hubungan
antara umur manusia dengan kegiatannya :
•
Teori disangegement.
•
semakin
tinggi usia manusia akan diikuti secara berangsur-angsur oleh semakin mundurnya
interaksi social, fisik dan emosi dengan kehidupan dunia.
•
Teori Activity
•
Teori
ini bertolak belakang dengan teori yang pertama, menyatakan bahwa semakin tua
seseorang akan semakin memelihara hubungan sosial, fisik maupun emosionalnya.
Kepuasan hidup orang tua sangat tergantung pada kelangsungan keterlibatannya
pada berbagai kegiatan.
LANJUT USIA BERHASIL
Lanjut usia berhasil diartikan
dari bahasa Inggris sebagai Successful
Aging atau Optimal Aging. Banyak kriteria yang diusulkan untuk
dikatakan sebagai lanjut usia berhasil dari berbagai kriteria , seperti
misalnya: fungsi jantung, kemampuan kognitif, kesehatan mental yang semuanya
tercermin dari kondisi akhir lanjut usia. Yang lain menyebutkan kriteria itu
dari produktivitas, kondisi ekonomik yang memiliki arti penting bagi kondisi
kesehatannya. Ada juga yang melihat dari panjangnya umur, sebagai tanda kesehatan fisik dan mental seseorang.
Ada 4 (empat) faktor yang diduga menjadi predictor yang
baik bagi umur panjang seseorang, yaitu :
ž Mobilitas fisik
•
orang
yang aktif cenderung berumur panjang;
ž Pendidikan
•
orang
dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih panjang umurnya daripada
yang pendidikannya lebih rendah;
ž Pekerjaan
•
para
professional atau orang dengan pekerjaan yang
hanya membutuhkan aktivitas fisik relative kecil cenderung berumur
panjang;
ž Aktivitas
•
orang
yang aktif bekerja lebih panjang umurnya daripada orang yang banyak menganggur
atau pensiun.
STEREOTIPE
LANJUT USIA
Di Jepang lanjut usia adalah satu tanda status. Sebaliknya di hampir
semua Negara Barat yang memandang bahwa bertanya umur seseorang kurang pada
tempatnya, namun para pelancong ketika menginap di hotel sering ditanyakan umurnya untuk menjamin
bahwa mereka akan diterima dengan layak dan sopan santun
yang berbeda.
Di Amerika Serikat lanjut usia pada umumnya dipandang sebagai hal
yang tidak diinginkan. Stereotip
tentang lanjut usia tersebar luas tercermin sebagai miskonsepsi, bahwa lanjut
usia biasanya lelah, kurang koordinasi, dan cenderung kepada infeksi dan
kecelakaan, yang sebagian besar dari mereka tinggal di suatu lembaga, dimana
mereka tidak dapat mengingat atau belajar, bahwa mereka tidak berminat pada
kegiatan seksual, bahwa mereka terisolasi dari orang lain, bahwa mereka tidak
menggunakan waktunya secara produktif, dan bahwa mereka kasihan, dan
sakit-sakitan. Stereotip yang negatif ini merugikan bagi eksistensi lanjut usia.
KELUARGA
DAN HUBUNGAN SOSIAL
Pola kehidupan keluarga mengalami perubahan
seiring meningkatnya usia seseorang. Pensiun yang berarti berkurangnya
pendapatan, kematian pasangan baik isteri maupun suami, keduanya juga
mempengaruhi kehidupan dalam keluarga. Semua perubahan menuntut penyesuaian.
Keluarga merupakan sumber utama terpenuhinya kebutuhan emosional, semakin besar
dukungan emosional dalam keluarga semakin menimbulkan rasa senang dan bahagia
dalam keluarga sebaliknya semakin miskin dukungan emosional semakin menimbulkan
perasaan tidak senang dalam keluarga.
Penyesuain dalam keluarga yang dianggap penting
dalam keluarga menurut Hurlock (1993:420) adalah :
(1) Hubungan dengan pasangan hidupnya,
(2) perubahan perilaku seksual,
(3) hubungan dengan anak,
(4) ketergantungan orangtua,
(5) hubungan dengan para cucu.
Hubungannya dengan orang
lain cenderung berkurang atau menurun. Mereka cenderung berkurang kontak
sosialnya dengan teman sekerja atau relasinya atau dengan orang-orang lain di
luar rumah. Bekerja dan tempat kerja
merupakan sumber untuk melakukan kontak sosial. Oleh karenanya pensiun menjadi bagian dari terputus atau berkurangnya
kesempatan untuk melakukan kontak social. Kondisi inilah yang mendorong
seakan-akan orang menghindar dari hadirnya masa pensiun. Kontak sosial dengan
teman atau sahabat yang masih terjalin memiliki efek yang sangat positif bagi
lanjut usia.
Lanjut usia akan lebih menikmati waktunya dengan
temannya daripada dengan keluarganya, karena dengan sesama lanjut usia mereka
lebih dapat berdiskusi dengan masalah-masalah yang mereka hadapi bersama dan
saling membantu memecahkan masalah masing-masing.
IMPLIKASI
DALAM PENDIDIKAN
-
Proses
pendidikan berlangsung secara terus menerus seumur hidup. Proses belajar juga
berlangsung sepanjang hidup manusia (Lifelong Learning).
-
Implementasinya
dalam program pendidikan sepanjang hidup melibatkan berbagai pertimbangan
seperti filosofis, ekonomik, dan teknik pelaksanaan.
-
Dari
segi teknik pelaksanaan, bersumber dari hasil penelitian tentang belajar dan
ingatan pada lanjut usia Lehner & Hultsch (1983. 463) mengusulkan beberapa hal sebagai berikut :
a)
Pentahapan
(pacing). Jika mungkin berikan kesempatan kepada individu menyusun
langkah mereka sendiri.
b)
Memotivasi
dan kecemasan. Beberapa tahapan dari motivasi adalah kebutuhan untuk belajar.
c)
Lelah.
Beberapa tugas mungkin membuahkan kelelahan mental atau fisik, - satu masalah
yang pada umumnya dialami para lanjut usia.
d)
Kesulitan.
Banyak tugas yang cukup kompleks. Atur materi dari yang sederhana menuju ke
yang kompleks untuk membangun rasa percaya diri dan keterampilan.
e)
Kesalahan.
Bangun atau susun tugas yang menghindari kesalahan dan tidak dapat dipelajari.
f)
Praktek.
Berikan kesempatan untuk mempraktekkan hal yang sama pada tugas yang berbeda.
g)
Umpanbalik
(Feedback). Berikan informasi yang memadai dari respons terdahulu
h)
Materi
ajar disajikan untuk mengimbangi atau sesuai dengan problem indera yang
dihadapi oleh lanjut usia.
i)
Organisasi.
Belajar dan mengingat informasi sering dikelompokkan atau berhubungan dengan
beberapa cara.
j)
Relevansi
dan pengalaman. Orang belajar dan mengingat apa yang dirasa penting baginya.
Usahakan agar tugas relevan dengan minat individual.
No comments:
Post a Comment