BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Batik merupakan warisan budaya asli Indonesia.
UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan
dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity)
sejak 2 Oktober, 2009.
Pembelajaran membatik sendiri bahkan sudah
dikenalkan sejak dini. Dari TK, SD, SMP dan SMA memberikan pengetahuan mengenai
batik bahkan pada jenjang TK sudah memulai untuk memperkenalkan cara membatik
dengan teknik sederhana. Pelajaran membatik sendiri masuk kedalam mata
pelajaran seni budaya, dimana seni budaya sendiri merupakan keompok pelajaran
estetika. Dalam Standar Isi (Standar Isi, Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar SMP/MTs), kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan
dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual
sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
Agar minat belajar siswa dapat meningkat, guru perlu melakukan sebuah inovasi dalam pembelajaran. Salah satu hal
yang perlu diperhatikan guru agar mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan memaksimalkan pemanfaatan media pembelajaran selama proses
pembelajaran berlangsung. Secara
umum media pembelajaran
yang dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran sangat
beragam. Media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi empat,
yakni media audio, media visual, media audio visual, dan
multimedia. Media pembelajaran saat ini
yang dirasa menarik
bagi siswa adalah
dengan menggunakan media audiovisual berupa
video. Media video
dapat digolongkan ke
dalam jenis media audio
visual (AVA) atau
media yang dapat
dilihat dan didengar.
Menurut
Riyana (2008 :
51) bahwa “media
video adalah media
yang menyajikan informasi
dalam bentuk suara
dan visual”. Penggunaan
video yang melibatkan
indra paling banyak
dibandingkan dengan alat
peraga lainnya, dengan
video siswa dapat
melihat dan mendengar.
Pemerolehan hasil belajar melalui
indera pandang berkisar
75%, melalui indera
dengar 13%, dan
melalui indera lainnya
sekitar 12%. Penggunaan slide
dan audiovisual (video)
sangatlah efektif. Apabila video tersebut dilengkapi dengan software
interaktif, maka kemungkinan
siswa akan melakukan
interaksi dengan program
yang ada penggunaan media
pembelajaran audiovisual berupa
video tersebut akan memberikan motivasi
terhadap siswa untuk
lebih tertarik terhadap
pelajaran yang akan
disampaikan, penggunaan video
menimbulkan kegairahan siswa
selama penggunaannya tepat dan sesuai
dengan topik yang disampaikan. Dengan
adanya motivasi belajar
memungkinkan tercapainya tujuan
pembelajaran dengan lebih baik.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Kurangnya minat belajar siswa dalam membatik
disebabkan oleh kurang bervariasinya metode dalam pembelajaran yang digunakan. Membatik
memiliki banyak tata cara pembuatan yang rumit, sehingga step atau
langkah-langkah tersebut harus dijelaskan tidak hanya dengan kata-kata namun
juga dengan visualisasi agar siswa mudah mengerti.
Salah satu media yang dapat menampilkan tidak hanya
berupa kata-kata namun juga audio dan visualisasi adalah video. Seberapa
efektifkah penggunaan video, sehingga proses dan langkah-langkah dalam
pembelajaran membatik dapat dimengerti dengan baik dan mampu meningkatkan minat
belajar siswa. Maka penelitian ini ada untuk melihat sejauh mana pengaruh
tersebut.
C.
PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh
penggunaan media video terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran
membatik. Apakah ada perbedaan dalam minat belajar sesudah dan sebelum
digunakannya media video.
D.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
minat belajar siswa kelas VIII C SMP N 1 Sewon pada kelas eksperimen dan kontrol
sebelum digunakan media video pembelajaran?
2. Bagaimanakah
pengaruh media video terhadap minat belajar membatik pada siswa kelas VIII C
SMP N 1 Sewon?
3. Apakah
terdapat perbedaan yang signifikan pada minat belajar siswa pada kelas
eksperimen dan kontrol sebelum dan sesudah menggunakan media video
pembelajaran?
E.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang
ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah
untuk mengetahui ada atau
tidaknya peningkatan minat
belajar siswa pada mata
pelajaran membatik kelas VIIIC di SMPN 1 Sewon melalui pemanfaatan media
video.
F.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat baik secara teoritis, maupun secara praktis. Secara teoritis, hasil
penelitian ini memberikan sumbangan bagi Pendidikan Seni Rupa, khususnya media
komunikasi visual. Secara praktis, hasil penulisan ini dapat menjadi sumbangan
bagi khasanah pustaka di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta, serta masukan bagi perencanaan media komunikasi
visual.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
Kata
media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ”tengah”,
”perantara”, atau “pengantar”. Secara khusus media dalam belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal. (Pujiati:2009)
Media menurut Sadiman yaitu ”segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
Perhatian Siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi.”(Sadiman:2003)
Dari beberapa pengertian media dapat
ditarik kesimpulan bahwa media adalah sesuatu yang digunakan untuk
menyampaikan informasi dengan tujuan mempengaruhi pikiran dan menarik
perhatian dan minat siswa, sehingga proses belajar dapat terjadi. Salah
satu usaha yang dapat dilakukan agar siswa dapat mudah memahami materi
yang diajarkan ialah dengan menggunakan media pembelajaran. Tujuan dari
media pembelajaran adalah untuk mengurangi kesulitan siswa dalam memahami
materi.
Salah satu media yang dapat menampilkan
gambar bergerak adalah media video. Video yang dapat menghasilkan tayangan
gambar bergerak sekaligus menghasilkan suara (Percival dan Ellington, 1998:77),
sehingga diklasifikasikan pula sebagai media audio-visual. Lebih dari itu,
tayangan dengan video dapat menampilkan format pembesaran gambar atau zoom,
dapat mengendalikan penayangan seperti mempercepat, memperlambat, memperbesar,
menghentikan tayangan, atau mengulang-ulang tayangan yang dianggap perlu. Hal
ini menjadikan media video sebagai pilihan alat bantu dalam proses belajar mengajar
yang dapat dipergunakan setiap hari. Penggunaan media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar karena melibatkan imajinasi, dan meningkatkan
motivasi belajar siswa. Sejalan dengan itu Santrock menyatakan bahwa tayangan
video dapat menolong membuat variasi di kelas agar perhatian siswa terfokus
pada pelajaran (Arsyad, 2004:52)
Sukardi
mengemukakan bahwa “Minat belajar
adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan
campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan, lain
yang biasa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu".
(Sukardi:1987)
Minat
adalah keadaan emosi yang ditujukan kepada sesuatu. Dari kedua pendapat di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat ialah suatu
kondisi kejiwaan seseorang untuk dapat menerima atau melakukan sesuatu objek
atau kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. (Bob dan Anik Anwar : 1983)
Sedangkan
pengertian belajar dapat dikemukakan sebagai berikut: “Belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang
disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan yang intensif
atau bersifat temporer”. (Oemar Hamalik:1983)
Jadi pendapat semua para ahli pendidikan dan
pengajaran sepakat bahwa media sebagai sumber belajar dapat mendatangkan hasil
yang optimal terhadap minat belajar siswa. Karena itu, pengembangan media untuk
mewujudkan minat belajar pada pembelajaran Membatik adalah dengan menggunakan media
video.
Beberapa langkah untuk
menimbulkan minat belajar menurut (Sudarmono:1994), yaitu :
a.
Mengarahkan perhatian pada tujuan yang
hendak dicapai.
b.
Mengenai unsur-unsur permainan dalam
aktivitas belajar.
c.
Merencanakan aktivitas belajar dan
mengikuti rencana itu.
d.
Pastikan tujuan belajar saat itu
misalnya; menyelesaikan PR atau laporan.
e.
Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan
jadwal belajar.
f.
Bersikaplah positif di dalam menghadapi
kegiatan belajar.
g.
Melatih kebebasan emosi selama belajar.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
JENIS PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif komparatif
dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian komparatif adalah penelitian
yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua sampel yang
berbeda, pada waktu yang berbeda. Pendekatan kuantitatif dipakai untuk menguji suatu teori,
untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan
hubungan antar variabel, dan adapula yang bersifat mengembangkan konsep,
mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal.
B.
SUMBER DATA
Menurut Arikunto (2006 : 129) sumber data adalah
subyek dari mana data diperoleh. Sumber
data dalam penelitian
ini adalah data
primer. Sumber data primer adalah
data yang dikumpulkan
atau diperoleh langsung
dari SMPN 1 Sewon, seperti guru
mata pelajaran Seni Budaya
dan siswa, kepala sekolah serta
komponen sekolah lain yang dibutuhkan.
C.
TEKNIK & ALAT PENGUMPULAN DATA
1.
Metode Tes
Dalam buku Evaluasi Pendidikan dijelaskan bahwa tes
adalah suatu cara untuk mengadakan
penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan
suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasianak tersebut yang dapat
dibandingkan dengan nilai yang dicapai olehanak-anak lain atau dengan nilai
standar yang ditetapkan. Tes adalah suatu alat untuk mengadakan penilaian yang
berbentuk tugas atau rangkaian tugas yang harus dikerjakan siswa atau kelompok
siswa sehingga menghasilkan suatu nilai tentang prestasi atau prilaku
anak tersebut yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dapat dicapai
olehsiswa yang lain atau standar yang telah ditetapkan.
2.
Metode Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya. Angket pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data minat
setiap siswa terhadap penggunaan komik sebagai media pembelajarannya, data dari
angket ini menjadi data pelengkap untuk mendukung data observasi minat belajar
kimia siswa. Angket yang digunakan berbentuk check list, yang merupakan deretan pertanyaan dimana responden yang
diteliti tinggal membubuhkan tanda cocok (√) pada tempat yang disediakan.
Angket diberikan setelah siswa selesai mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media video.
3.
Metode Observasi
Penggunaan teknik observasi sangat penting dalam
penelitiankarena peneliti dapat melihat secara langsung keadaan,
suasana,kenyataan, yang sesungguhnya terjadi dilapangan. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan piskhologis.
“Dari segi proses pelaksanan pengumpulan data, observasi dapat di bedakan
menjadi participant obserpation (observasi berperan serta) dan non participant
obserpation”. Observasi yang dilakuakn peneliti bersifat partisipan dengan maksud
peneliti terjun langsung dalam proses pembelajaran dan metode observasi yang
digunakan sebagai metode pelengkap.
D.
TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam penelitian kuantitatif, tehnik analisis data
yang digunakan sudah jelas yaitu diarhkan untuk menjawab rumusan masalah atau
mengujihipotesis yang telah dirumuskan proposal. Karena datanya kuantitatif,
makatehnik analisis data menggunakan metode statistik yeng telah tersedia. Sehubungan
dengan penelitian ini maka sesuai dengan gejala yangditeliti yaitu pengaruh
Penggunaan media video pembelajaran model tutorial,maka rumus yang digunakan
adalah rumus t-test sebagai berikut:
Langkah-langkah
yang ditempuh dalam menganalisis data pada penelitian iniadalah :
1.
Merumuskan Hipotesis nol (Ho)
2.
Membuat table kerja
3.
Memasukkan data kedalam rumus
4.
Menguji data kedalam rumus atau menguji nlai
t-tes dan
5.
Menarik kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006).
Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Arsyad, N. (2004).
Media Pembelajaran. Jakarta: PT
Grafindo Persada.
Bob; Anwar, Anik. (1983).
Pedoman Pelaksanaan Menuju Pra Seleksi Murni. Bandung : Ganesa Exact.
Hamalik, Oemar. (1983) .
Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Percival, Fred; Ellington,
Henry. (1998). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga
Pujiati, Retno. (2009). Skripsi: Pengembangan
buku ajar dan lembar kerja siswa (lks) dengan media komik pada sub materi pokok
volume kubus dan balok dikelas V SD Negeri Wates 6 Mojokerto. Surabaya :
UNESA.
Sadiman, Arif; dkk.(2003).
Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta :
PT Raja Grafindo.
Sudarmono. (1994). Tuntunan
Metodologi Belajar. Jakarta: Grasindo.
Sukardi. (1987).
Bimbingan dan Penyuluhan. Surabaya: Usaha Nasional
Riyana
C. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Bandung.